Jayapura,- Papua merupakan wilayah bagian Timur Indonesia yang memiliki biodiversitas sangat tinggi. Bahkan, Papua juga menjadi habitat untuk spesies-spesies fauna khas Australis seperti mamalia marsupialia dan beberapa jenis burung. Pada tahun 2012, daratan Papua didominasi oleh hutan alam yang mencapai sekitar 86% dari luas daratan2. Pada tahun 2014 menunjukkan hutan alam di Bioregion Papua mencapai 83% daratan [1]. Sampai dengan tahun 2017, terjadi pengurangan luasan hutan (deforestasi) seluas 189,3 ribu hektare/tahun antara tahun 2013-2017. Praktis, hingga tahun 2017 luas hutan alam di Papua sekitar 33,7 juta hektare atau 81% daratan.
Food estate adalah konsep pengembangan produksi pangan yang dilakukan secara terintegrasi dan terdiri atas pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di lahan yang luas. Program ini diproyeksikan sebagai suatu moda produksi terobosan yang diimplementasikan dengan tujuan demi terpenuhinya kebutuhan pangan Indonesia. Sekalipun begitu, pembangunan lumbung pangan nasional sebenarnya bukanlah hal baru. Dalam RPJMN 2014-2019 rencana tersebut sudah termuat. Baru pada tahun 2020 pemerintahan Presiden Joko Widodo kembali menyampaikan wacana pembangunan food estate sebagai respon dari peringatan krisis pangan akibat Pandemi COVID-19. Selain di Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara, Sumatra Selatan, Nusa Tenggara Timur, hingga Papua. Terbitnya Peraturan Menteri [Permen] Nomor P.24/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2020 tentang Penyediaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Food Estate menjadi sorotan sejumlah pegiat lingkungan. Program ini dinilai berpotensi mendorong laju deforestasi di Indonesia, terutama hutan di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Permen ini ditandatangi Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 26 Oktober 2020 lalu.
Pada tanggal 17 April. 2021, WALHI Papua melakukan Konsoldasi CSO untuk melakukan Kampanye Stop Deforestasi , Selamatkan Hutan Papua. Kegiatan yang difasilitasi oleh Wirya Supriyadi menghadirkan Dana Tarigan yang berbagi pengalaman tentang upaya advokasi terhadap Batang Toru di Sumtra Utara.
Tujuan kegiatan ini adalah:
- Melakukan sharing informasi mengenai Proyek Strategis Nasional dan Food Estate di Papua dan Sumatera Utara.
- Berbagipengalaman advokasi Proyek Strategi Nasional dan Food Estate.
- Sebagai tempat konsolidasi CSO Papua dalam membangun strategi advokasi bersama mengenai Food Estate dan PLTA Mamberamo Raya.
Peserta yang mengikuti kegiatan berjumlah 19 orang dengan 31% adalah perempuan atau sebanyak 6 orang.
[1] Data Analisi FWI