Pers Release:
5 Juni 2024
Walhi Papua Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia: Panggilan untuk Pelestarian Tanah Papua yang Berkelanjutan
Pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dihormati secara global, kami dari WALHI Papua dengan rendah hati mempersembahkan suara kami untuk menyuarakan kebutuhan mendesak akan pelestarian lingkungan hidup di Tanah Papua.
Tanah Papua, dengan kekayaan alamnya yang tak ternilai, merupakan penjaga keanekaragaman hayati global. Namun, eksploitasi sumber daya yang tidak berkelanjutan, deforestasi yang mengkhawatirkan, dan dampak perubahan iklim semakin mengancam ekosistem yang rapuh ini.
Di tengah gemuruh alam yang merayakan keberagaman, pulau Papua menonjol sebagai jantung kekayaan alam, warisan budaya yang berharga, dan rumah bagi sejumlah besar kehidupan. Hari Lingkungan Hidup hari ini menjadi panggung untuk menghormati keajaiban alam ini dan mengingatkan kita akan tanggung jawab kita dalam menjaga dan melindunginya.
Pada peringatan tahun ini, kami dari Tanah Papua dengan rendah hati mengajak semua orang untuk merenungkan pentingnya pelestarian lingkungan hidup. Dalam keindahan hutan hujan yang tak tertandingi dan kekayaan hayati yang tak terhitung jumlahnya, kita menemukan bukti nyata akan keajaiban alam yang harus dijaga demi generasi mendatang.
Namun, kita juga tidak boleh melupakan tantangan yang dihadapi. Eksploitasi sumber daya alam, deforestasi yang mengkhawatirkan, dan perubahan iklim yang semakin nyata menuntut tindakan segera. Kita tidak bisa lagi membiarkan kepentingan jangka pendek menggagalkan keberlanjutan jangka panjang bagi planet kita.
Oleh karena itu, kami mengajak semua pihak untuk berkomitmen pada tindakan nyata. Membangun kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup, mendukung upaya konservasi, dan mendorong kebijakan yang berkelanjutan adalah langkah-langkah yang kita semua dapat ambil.
Kami di Tanah Papua bangga menjadi bagian dari gerakan global untuk melindungi planet kita. Dengan semangat kerjasama dan tekad yang kuat, kita dapat menjaga keindahan alam ini untuk generasi-generasi mendatang.
Di tengah peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, WALHI Papua dengan suara gemuruh menyuarakan keprihatinan mendalam akan ancaman deforestasi dan investasi asing yang mengancam keberlangsungan lingkungan hidup di Tanah Papua.
Tanah Papua, dengan hutan-hutan primernya yang menakjubkan dan keanekaragaman hayati yang melimpah, kini berada di titik rawan. Investasi asing yang tidak terkendali, terutama dalam sektor pertambangan dan perkebunan, mengancam untuk merusak lingkungan yang rapuh ini.
WALHI Papua menekankan perlunya tindakan segera dari semua pihak terkait. Pemerintah harus meningkatkan pengawasan terhadap investasi asing yang tidak berkelanjutan dan memastikan bahwa proyek-proyek ini tidak merugikan lingkungan dan masyarakat adat Papua. Perusahaan-perusahaan yang melakukan praktek deforestasi ilegal harus dihentikan dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.
Kami juga mengajak masyarakat Papua dan dunia internasional untuk bersatu dalam menentang deforestasi dan investasi asing yang merusak lingkungan. Hanya dengan kerjasama yang kokoh dan tekad yang bulat, kita dapat melindungi hutan-hutan dan kehidupan yang bergantung padanya.
Pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, mari kita bersama-sama memperkuat komitmen untuk melindungi alam kita. Masa depan Tanah Papua dan planet ini tergantung pada tindakan kita hari ini.
Kasus kerusakan lingkungan di Papua, seperti yang dialami oleh berbagai suku seperti Awyu, Marind, Moi, Mee, Kamoro, dan Namblong, sering kali terkait dengan aktivitas eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Ancaman terhadap lingkungan dan masyarakat adat di Papua mencakup beberapa masalah utama:
- Deforestasi
Penambangan ilegal, perkebunan kelapa sawit, dan pembalakan liar telah menyebabkan deforestasi yang luas di Papua. Ini merusak ekosistem hutan hujan yang unik dan mengancam keberlangsungan hidup spesies endemik serta mengurangi sumber daya alam bagi masyarakat adat.
- Pencemaran Lingkungan
Aktivitas pertambangan dan industri lainnya sering kali menyebabkan pencemaran air dan udara. Limbah tambang dan limbah industri dapat mencemari sungai dan lautan, yang merupakan sumber air dan makanan bagi masyarakat adat.
- Konflik Tanah
Banyak suku di Papua, termasuk yang disebutkan dalam pertanyaan Anda, mengalami perampasan tanah adat mereka untuk kepentingan industri atau pembangunan infrastruktur. Hal ini sering kali memicu konflik antara masyarakat adat dan pemerintah atau perusahaan.
- Kehilangan Sumber Daya Tradisional
Kerusakan lingkungan mengancam keberlangsungan sumber daya tradisional yang penting bagi keberlangsungan budaya dan kehidupan masyarakat adat di Papua. Ini termasuk hilangnya akses ke tanah untuk pertanian subsisten, perburuan, dan pengumpulan.
Pemerintah Indonesia telah mencoba untuk mengatasi beberapa masalah ini melalui kebijakan perlindungan lingkungan dan hak-hak masyarakat adat. Namun, implementasi kebijakan tersebut masih menghadapi tantangan, terutama karena masalah penegakan hukum, korupsi, dan ketidaksetaraan kekuasaan antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat adat. Solusi jangka panjang membutuhkan komitmen nyata untuk melindungi lingkungan dan hak-hak masyarakat adat, serta kolaborasi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan.
Kami mengajak semua pihak, baik pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta, untuk bergabung dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Kita harus menghentikan eksploitasi yang merusak, memperkuat perlindungan terhadap hutan-hutan kita, dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan keseimbangan antara manusia dan alam.
Hari ini, sambil memperingati keindahan alam yang luar biasa di Tanah Papua, mari kita berkomitmen untuk bertindak. Bersama-sama, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Direktur Eksekutif Walhi Papua
Maikel Primus Peuki
Kontak Media: [+628224800233]