Diskusi Publik Food Estate : Nasib Hutan dan Masyarakat Adat

0
213

Hutan sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat Papua yang sangat bergantung pada hutan alam. Kearifan lokal masyarakat dalam memanfaatkan hutan menjadi nilai tersendiri untuk masyarakat adat dalam pengelolaan hutan. Praktik-praktik tersebut merupakan contoh nyata pengelolaan hutan secara berkelanjutan yang didapatkan berdasarkan kebutuhan dan pengalaman empiris sesuai aturan-aturan adat yang berlaku

Sepanjang dua dekade terakhir, tutupan hutan alam Tanah Papua menyusut 663.443 hektare, 29% terjadi pada 2001-2010 dan 71% 2011-2019. Bila dirata-rata, terjadi deforestasi 34.918 hektare per tahun, dengan deforestasi tertinggi terjadi pada 2015 yang menghilangkan 89.881 hektare hutan alam Tanah Papua[1]. Selain ancaman oleh adanya konsesi pertambangan dan perkebunan kelapa sawit, tentu saja ancaman deforestasi datang dari Proyek Strategis Nasional (PSN) diantaranya Food Estate.[2]

Maka WALHI Papua melakukan Diskusi Publik pada hari Selasa (19/10/2021) dengan menghadirkan Wirya Supriyadi sebagai narasumber dalam kegiatan.

Dari diskusi yang berjalan dan tanya jawab maka ada  beberapa catatan dari pertemua ini adalah:

  • Konsep pemerintah tentang food estate lebih merujuk kepada Food Estate sendiri beranjak dari modal ketahanan Pangan, sehingga Pemerintah mengembangkan konsep-konsep pangan dalam skala luas. Bukan untuk masyarakat adat Papua di selatan.
  • Food Estate akan memicu deforestasi .
  • Akibat dari kebijakan ini masyarakat papua dibagian selatan, banyak mengalami ketidak adilan. Peralihan fungsi lahan, sulit untuk mendapatkan matapencaharian, ruang hidup yang semakin sempit, jangkauan antara perempuan dn laki-laki semakin sulit.
  • Akibat dari kebijakan ini masyarakat papua dibagian selatan, banyak mengalami ketidak adilan. Peralihan fungsi lahan, sulit untuk mendapatkan matapencaharian, ruang hidup yang semakin sempit, jangkauan antara perempuan dn laki-laki semakin sulit.
  • Food Estate Papua: Rencana Ekspansi Modal Dengan Mengorbankan Masyarakat Adat Dan Lingkungan Hidup
  • Food estate itu sebenarnya merupakan satu model dari ekspansi modal dalam system ekonomi kapitalisme modal atau capital itu tidak boleh berhenti. Harus terus bergerak dan didalam geraknya itu dia menlampaui juga batas-batas geografis, ketika melihat satu hamparan kawasan atau suatu wilayah, kapitalis ini melihatnya bukan sebagai ruang hidup, tetapi ruang dimana mereka bisa melakukan proses akumulasi atau pengumpulan modal akan menguntukan klas-klas kapitalis tersebut atau pemilik modal. (WiDi)

[1] Siaran Pers Koalisi Indonesia Memantau, 2021

[2] Siaran Pers Koalisi Indonesia Memantau, 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here