Walhi Papua Laksanakan Penguatan Kelompok Perempuan

0
224

Jaypura, – Walhi Papua selenggarakan kegiatan penguatan kelompok perempuan. Kegiatan ini  mengundang kelompok perempuan pada wilayah-wilayah yang disebutkan adalah saling bertukar pendapat tentang dampak hadirnya perusahan ataupun investor pada wilayah-wilayah kelolah masyarakat adat mereka. Peserta pada wilayah kabupaten Keerom dan Kota Jayapura akan menceritakan bagaimana kondisi kehidupan mereka ketika investor dan perusahaan mendapat izin operasi bagi peserta yang berasal dari Kabupaten Jayapura yang menjadi target PT. Semen Indonesia.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Indonesia Wilayah Papua, Maurits J. Rumbekwan mengatakan, bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini adalah meningkatkan kapabilitas kelompok perempuan, sehingga mampu bertindak dan turut mengambil kebijakan yang tetap bagi kepentingan masyarakat adat Papua.

Manfaat dari kegiatan ini adalah menghadirkan kelompok perempuan di tengah komunitas sebagai perempuan yang tangguh, aktif, dan bijak agar menjadi pelopor dalam melindungi hak-hak hidup, kekuasaan, kebudayaan, dan berbagai potensi sumberdaya alam yang terkandung dalam wilayah kelola rakyat masyarakat adat Papua.

Peserta dalam kegiatan ini adalah komunitas perempuan masyarakat adat Papua yang berasal dari Kabupaten Keerom (Distrik Arso Kota 3 Orang dan Distrik Arso Timur 5 Orang) , Kota Jayapura (Distrik Abepura Kampung Enggros Tobati 2 Orang), dan Kabupaten Jayapura Distrik Kemtuk 5 Orang dan Distrik Waibu 5 Orang).

Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 21- 23 Agustus 2017 , di Hotel Grand Talent, Kotaraja , Kota Jayapura, Papua.

“Selama dua hari, kami memberikan semangat tentang perempuan yang bangkit diluar dari kelembagaan, dalam hal ini Perempuan bangkit melawan hak – hak mereka,” katanya.

Sementara itu,  Decky Rumaropen selalu fasilitator mengatakan, bahwa melalui kegiatan ini bisa mengangkat peran bagi perempuan yang selama ini juga masih belum diberdayakan baik. Dalam hal ini, kapasitas dan kemampuan untuk meng-update data, jadi data tentang ketidakadilan dalam pembangunan, jadi mereka yang akan berikan data untuk disampaikan kepada pemerintah.

Dikatakan, setelah menerima materi selama kegiatan, selanjutnya akan di follow up untuk bekerja di kampung, dimana semua akan melakukan update data untuk pembangunan yang belum berjalan baik. (Marsel Awairaro)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here