Jayapura,- Situasi dunia yang berubah dengan cepat dengan kebutuhan pangan dan energi , mendorong kebijakan negara yang neoliberal dengan menjalankan agenda kapitalisme global untuk menghasilkan komodifikasi dari SDA yang tersedia di Papua. Maka banyak perijinan kooperasi (HTI, HPH, Perkebunan Sawit, Tambang) yang dikeluarkan pemerintah namun belum berjalan optimal karena beberapa factor misalnya jalan dan ketersediaan listrik. Sehingga taktik pemerintah selanjutnya adalah membangun sarana infrastruktur yakni a. Jalan Trans Papua ; b) Pembanguan infrastruktur energi.
Untuk mendukung eksistensi kooperasi muali beroperasi. Disisi lain dalam upaya menarik investor asing masuk ke Papua. Masyarakat Adat Mamberamo pernah mempunyai pengalaman terkait dengan rencanna pembanguan infrastruktur energi di Papua oleh pemerintah. Sebuah CSO Internasional, Down To Earth telah menginformasikan bahwa pada Agustus tahun 2001, masyarakat adat di wilayah Mamberamo, Papua Barat menyerukan agar mega-proyek Mamberamo seluas 7,7 juta hektar dihentikan. Pelaksanaan proyek yang diresmikan saat mantan Presiden Habibie masih menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi, memasukan pula kegiatan pembangunan waduk air (hydro-dam) yang akan berpengaruh secara permanen terhadap ekosistem yang labil di hutan bakau rawa yang terletak di sebelah hilir. Rencana lainnya adalah pengembangan agribisnis, kehutanan dan industri berat, termasuk baja, nikel dan batubara serta pabrik minyak.
Untuk itu maka WALHI Papua memandang perlu dilakukan Pelatihan Kampanye Stop Deforestasi dan Selamatkan Hutan Papua 23-24 Februari 2021 Kegiatan Pelatihan kampanye dilakukan selama 2 hari yakni pada tanggal 23-24 Februari 2021 di Jayapura. Dengan narasumber adalah Abner Mansai – Forum Kerjasama NGO Papua yang menjelaskan tentang situasi Hutan di Papua dan Ancamannya sementara Nicodemus Wamafma – Papua Forest Campaigner menjelaskan tentang strategi kampanye, mulai dari menyiapkan target kampanye, metode yang digunakan, mitigasi resiko dan juga evaluasi dari kampanye tersebut.
Terdapat perwakilan perempuan sebanyak 28% atau 6 oran dari total 22 orang. b. Terdapatnya 4 buah hasil kelompok dalam melakukan kampanye kreatif yakni: 1 buah dokumen perumusan kampanye, 2 buah video pendek kampanye, 1 buah desain poster.
Dan akan mendorong kampanye dalam penyelamatan Hutan Papua dengan membuat flyer gambar , video dan photo ops. Dengan memanfaatkan momentum peringatan hari yang terkait dengan hutan, air, bumi, lingkungan dan lain sebagainya.